Salah satu dzikir yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk diamalkan di waktu pagi dan petang adalah:
رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
Artinya:
“Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad shallallahu alaihi wasallam Nabi dan Rasulku.”
Dalam dzikir ini terdapat tiga hal yang diakui oleh orang yang mengucapkannya, yaitu:
Pertama: Allah Subhanahu Wata’ala sebagai Rabbnya.
Seorang yang mengucapkan kalimat ini artinya dia ridha Allah Subhanahu Wata’ala sebagai penciptanya, yang menghidupkan dan mematikannya, mengatur segala urusannya, juga dia ridha Allah sebagai sembahan satu-satunya dan tidak menyembah kepada selain-Nya.
Demikian juga orang yang mengucapkan kalimat ini, dia ridha dengan syariat-syariat Allah serta ketentuan dan takdir-Nya. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًا مُّبِينًا
Artinya:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Surah al-Ahzaab, ayat 36)
Kedua: Islam sebagai Agamaku.
Islam adalah:
الاستسلام لله بالتوحيد، والانقياد له بالطاعة، والبراءة من الشرك وأهله
“Berserah diri kepada Allah dengan tauhid, tunduk kepada-Nya dengan ketaatan, dan berlepas diri perbuatan menyekutukan Allah (syirik) serta pelakunya.”
Definisi di atas merupakan Islam dengan makna umum. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa semua nabi dan rasul membawa agama Islam. Mereka semua menyerukan untuk beribadah hanya kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan melarang dari kesyirikan.
Yang kedua adalah Islam dengan makna khusus, yaitu agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang rukunnya ada lima, sebagaimana jawaban beliau ketika ditanya oleh Jibril ‘alaihissalam, bahwa Islam adalah:
Inilah agama yang diridhai oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Oleh karena itu, Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
فإن الإسلام الخاص الذي بعث الله به محمدا صلى الله عليه وسلم المتضمن لشريعة القرآن, ليس عليه إلا أمة محمد صلى الله عليه وسلم
Sesungguhnya Islam dengan makna khusus yang Allah utus Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengannya, yang mengandung syari’at Al-Qur’an, maka (di antara umat-umat yang ada) hanyalah umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang memeluknya.
Sehingga, apabila seorang yang mengucapkan kalimat ini (وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا), maka dia menyakini bahwa hanya agama Islam yang diridhai di sisi Allah Subhanahu Wata’la, sebagaimana firman Allah:
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ
Artinya:
“Sesungguhnya Agama yang diridhai di sisi Allah (hanyalah) Islam.” (Surah Ali-Imran, ayat 19)
وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Artinya:
“Dan barang siapa mencari agama selain Islam, maka dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.” (Surah ali-Imran, ayat 85)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
أي: من سلك طريقا سوى ما شرعه الله, فلن يقبل منه
Maksudnya: Siapa yang menempuh jalan selain apa yang disyariatkan oleh Allah, maka tidak akan ditrima darinya. (Al-Mishbaah al-Muniir fii Tazhiib Tafsiir Ibni Katsiir, hal. 241)
Demikian juga apabila seseorang telah mengucapkan: “Aku ridha Islam sebagai agamaku”, maka dia harus tunduk kepada ketentuan-ketentuan atau syariat Islam.
Ketiga: Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai Nabi dan Rasulku.
Pengakuan yang ketiga adalah mengakui bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai Nabi dan Rasul. Pengakuan ini mengharuskan seseorang untuk taat kepada perintah beliau, membenarkan berita-berita yang beliau kabarkan, menjauhi larangan-larangannya.
Ketaatan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan ketaatan kepada Allah.
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ
Artinya:
“Barang siapa yang menaati Rasul maka sungguh dia menaati Allah.” (Surah an-Nisa, ayat 80)
Pengakuan ini juga mengharuskan seseorang meyakini dan meridhai bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan Nabi dan Rasul yang terakhir. Sehingga apabila ada seorang yang mengaku sebagai Nabi atau Rasul setelah diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka wajib bagi seorang muslim untuk mengingkarinya karena dia (orang yang mengaku nabi tersebut) merupakan pendusta.
Penutup:
Dari Abu Sallam radhiyallahu ‘anhu, rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا مَنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَقُولُ حِينَ يُصْبِحُ وَحِيْنَ يُمْسِي ثَلَاثَ مَرَّاتٍ: رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم نَبِيًّا، إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَ ْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya:
“Tidaklah seorang hamba muslim mengucapkan di waktu pagi dan di waktu sore sebanyak tiga kali, ‘Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad shallallahu alaihi wasallam sebagai Nabiku, kecuali Allah berhak meridhainya pada hari Kiamat.” (Diriwayatkan oleh Ahmad)
Dalam riwayat Abu Daud dari sahabat Abu Sa’id al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu: (وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةَ) “Wajib baginya Surga.”
Demikianlah agungnya manfaat dari dzikir yang ringkas ini, dan semoga kita semua dapat mengamalkannya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وصحبه وسلم, والحمد لله رب العالمين