Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ
Artinya:
“Seorang mukmin adalah cermin mukmin (yang lainnya).” Diriwayatkan oleh Abu Daud, no. 4918)
Faedah:
- Cermin ada dua:
- Pertama: Cermin hakiki, yang dengannya seorang akan melihat dirinya tatkala dia berdiri di depannya. Baik kondisi dirinya yang baik atau ada sesuatu yang perlu dirapikan dari penampilannya.
- Kedua: Cermin Maknawi, itulah saudara kita sesama mukmin, yaitu yang memperlihatkan kesalahan-kesalahan kita dan memberi petunjuk untuk memperbaikinya.
- Seorang muslim hendaknya memiliki dua hal:
- Pertama: Menerima nasehat dari saudaranya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangannya.
- Kedua: Menasihati saudaranya apabila melihat ada ketergelinciran padanya.
- Di antara sifat cermin:
- Pertama: Semakin bersih maka akan semakin jelas bayangan, sehingga seseorang akan semakin mudah melihat kekurangannya. Maka demikian juga seorang mukmin, semakin bersih hatinya maka akan semakin bersemangat untuk memberi petunjuk kepada orang lain.
- Kedua: Cermin tidak pernah menyebarkan kekurangan-kekurangan orang yang bercermin kepadanya. Maka demikian juga seorang mukmin hendaknya dia menyembunyikan aib atau kekurangan saudaranya dan tidak menyebarkan kepada orang lain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
Artinya:
“Barangsiapa yang menutupi aib seorang, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan akhirat.” (Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2699)
Note:
Apabila seorang bercermin lalu diperlihatkan aibnya oleh cermin tersebut, maka dia tidak akan marah apalagi sampai memecahkannya. Demikian juga apabila kita diperlihatkan kekurangan atau aib kita oleh orang lain, maka tidak boleh kita marah dan membenci orang tersebut.
Wallahu ‘alam..