Salah satu shalat sunnah yang dianjurkan dan memiliki keutamaan yang sangat besar adalah shalat sunnah setelah wudhu.
A. Dalil Pensyariatan dan Keutamaannya
Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu memperaktekkan tata cara wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan di akhir hadis beliau berkata, “Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berwudhu seperti wudhuku ini dan beliau bersabda”:
مَنْ تَوَضَّأ نَحْوَ وُضُوْئي هَذَا ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكَعَتَيْنِ لاَ يُحَدِّثُ فِيْهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya:
“Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini kemudian dia berdiri dan rukuk dua rakaat (shalat dua rakaat) dengan khusyuk, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhariy dan Muslim)
Dan juga hadis Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Bilal radhiallahu ‘anhu:
يَا بِلاَلُ أَخْبِرْنِيْ بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِيْ الْإِسْلاَم, فَإنِّيْ سَمِعْتُ دُفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِيْ الْجَنَّةِ
Artinya:
“Wahai Bilal, kabarkan kepadaku amalan apa yang engkau paling harapkan (pahalanya) yang engkau lakukan dalam Islam, sesungguhnya Aku mendengar suara terompahmu di hadapanku di Surga.”
Maka Bilal radhiallahu anhu menjawab:
مَا عَمِلْتُ عَمَلًا أَرْجَى عِنْدِي: أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طَهُورًا، فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ، إِلَّا صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّيَ
Artinya:
“Aku tidak pernah mengerjakan amalan yang lebih Aku harapkan pahalanya selain Aku tidak pernah bersuci di waktu malam dan siang kecuali Aku mengerjakan shalat sunnah seberapa banyak yang telah ditentukan kepadaku.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhariy dan Muslim)
Dan juga hadis Uqbah bin Amir al-Juhaniy radhiallahu ‘anhu, ia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَ وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ يُقْبِل بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ عَلَيْهِمَا إِلاَّ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
Artinya:
“Tidaklah seseorang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu shalat dua rakaat dengan sepenuh hati dan jiwa melainkan wajib baginya (mendapatkan) surga.” (Diriwayatkan oleh Muslim)
B. Waktu Pelaksanaannya
Shalat sunnah wudhu boleh dilakukan kapan saja di setiap selesai berwudhu walaupun di waktu-waktu terlarang mengerjakan shalat, karena waktu-waktu terlarang tersebut hanya berlaku pada shalat yang tidak ada sebabnya. Adapun jika ada sebabnya, seperti setelah berwudhu, masuk masjid, shalat jenazah, atau shalat gerhana, maka boleh dilakukan walaupun di waktu-waktu terlarang tersebut.
Wallahu a’lam.
Referensi: Silakan lihat penjelasannya secara lengkap dalam Majmu’ al-Fatawa oleh Syekhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, juz 23, hal.122.